Home

Saturday, November 8, 2014

Mendesain Bentuk Pengubinan

Akhirnya sebelum buku Kurikulum 2013 sampai di sekolah, soft filenya menjadi alternatif untuk memulai pembelajaran di kelas. Masalahnya adalah printer sekolah macet, maka jadilah selain harus di print di rental terlebih dahulu, buku siswa juga harus saya copy lagi sesuai jumlah siswa. Hal ini tak ayal membuat beberapa keluhan dari rekan guru terlontar juga di sela-sela kopi kantor. 

Pada dasarnya keluhan, juga kontra tentang K13 akan bisa lebih diminimalisir jika saja pendistribusian buku lancar dan datang tepat waktu. Tapi sutralah lupakan! mari kembali ke laptop. Pembalajaran hari itu adalah mengenai materi Pengubinan. 

Tet tet tet treeeeet....  Masalah pertama adalah siswa tidak memiliki peralatan tulis lengkap, seperti penggaris, pensil dan penghapus. Ini mungkin terlihat sepele tapi bisa juga bikin repot. Itulah sebabnya saya lebih senang menambah perangkat kelas dengan tambahan pensil, penggaris, penghapus juga penggaris lalu saya bagikan ketika pembelajaran dan meminta siswa mengumpulkannya lagi seusai pembelajaran. Jadi tidak ada alasan seperti "tidak ada pensil, keluar kelas meminjam penggaris, atau lembar LKS penuh coretan mengganggu karena tidak ada penghapus".

Masalah kedua adalah anak-anak ini tidak terbiasa 'membuat' sesuatu/karya dengan teliti. Awalnya terlihat asal-asalan, asal jadi dan bisa keluar main. yea.. kurang penghayatan. Maka jadilah saya harus menuntun mereka dan mengingatkan betapa pentingnya untuk teliti dan rapi dalam mengerjakan sesuatu. 

Mendesain pengubinan menjadi salah satu latihan bagus untuk mereka. Pertama mereka akan belajar untuk teliti, kemudian sabar. Saya pun mewanti-wanti bahwa mereka harus mengulang desain jika hasilnya terlihat asal-asalan dan tidak rapi. Sambil berkeliling meja saya mengingatkan mereka untuk tidak terburu-buru dan bersabar selama proses menggambar dan mewarnai desain pengubinan mereka. 

"Kalau sabar dan teliti nanti hasilnya bagus" kata saya berulang-ulang. 

Dan akhirnya mereka bisa merasa lega ketika berhasil menyelesaikan proyek kecil mereka. Siswa kelas IV ada 10 orang dan inilah mereka dengan desain pengubinan sederhana mereka.

Anak-anak SD Tebango Bolot dengan gambar ubin mereka 
Belajarlah sabar dalam berkarya, kualitas sabar turut menentukan kualitas karya kalian :D
Setelah menggambar, untuk pembelajaran selanjutnya, mereka harus bersiap-siap untuk membuat anyaman sebagai salah satu contoh pengubinan sederhana. Ruang sibuk masih terlalu dini untuk ditutup. Semangat anak-anak!

Meniti langkah
Tebango Bolot, 4 September 2014

No comments:

Post a Comment